Peran Wanita Dalam
Pendidikan Sebagaimana kita ketahui wanita dalam
pandangan masyarakat berubah-ubah sesuai perkembangan zaman dan keilmuan dan
pengetahuan masyarakat. Pada awalnya wanita hanya dipandang sebelah mata.
Dinilai tidak lebih dari sebuah barang yang bisa dijual dibuang dan dihinakan
atau hanya dinilai sebagai alat pemuas nafsu saja. Dizaman ini tanda-tanda yang
mengisyaratkan penilai rendahan martabat kewanitaan wanita telah ada. Pengadaan
dan pelegalan lokalisasi diberbagai kawasan oleh pemerintah atau dalam sekup
kecil Dalam kiprah kehidupan rumah tangga misalnya istri dianggap sekadar
pemasak makanan, pencuci pakaian, pengasuh anak, dan semacamnya dengan maksud
menilai rendah semua peranan itu. Ketika ada suami menilai semacam ini terus apa
bedanya dengan pembantu? Dan sangat perlu disayangkan karena dengan anggapan
yang salah serta kondisi fisik yang lemah istri ini pula terjadi penganiayaan
terhadap para istri.
Pandangan Islam Terhadap
Wanita
Kedatangan agama islam dengan begitu tegas
mengangkat kodrat wanita menjadi begitu mulia, islamlah yang memanusiakan
kewanitaan wanita, Sebagaimana pengangkatan kemanusiaan seluruh manusia. Adanya
konsep kewajiban menghormati seorang istri bagi para suami serta penghapusan
perbudakan dan semacamnya merupakan bagian dari perhatian besar yang
mengisyaratkan akan hal ini. Semua ditempatkan sesuai posisi dan peran
masing-masing sebagaimana kompetensi yang dimiliki masing-masing mereka.
Sekarang
seperti apakah peran khusus dari wanita itu? Bagaimanakah tantangan zaman yang
harus dihadapi, Serta kebutuhan apakah yang harus dipenuhi sehingga wanita bisa
memerankan peranannya dengan lentik dan anggun?
Wanita Sebagai Pendidik Anak Sebuah Peranan
Yang Tidak Bisa Diremehkan
Allah menciptakan manusia berpasang
pasangan. Laki-laki memiliki peranan khusus didalamnya begitu juga wanita.
Dimana peran itu Secara fitrah itu tidak bisa ditukar satu dengan yang lain.
Andai pun bisa tetap saja akan terdapat kepincangan didalam pelaksanaannya atau
ketika bisa dan lues hal itu dipandang sebagai tidak umum. Kemampuan wanita yang
begitu khas sebagai seorang pendidik melekat erat dalam kepribadiannya.
Wanitalah yang mampu memadukan antara kelembutan dan ketegasan, meramu sebuah
rumus untuk membuahkan nilai cinta dan patuh dalam kebaikan dan kebenaran pada
anak yang diasuh. Dua unsur yang sangat sulit untuk dipadukan.
Dalam sebuah
pendidikan, terdidiknya anak didik akan tercapai ketika sarana dan prasarana
tersedia serta pengelola dan pelaksana pendidikan memahami pola pendidikan
secara baik.
Pendidikan sebagai sebuah sarana
membutuhkan persiapan-persiapan mendasar. Pada pendidikan anak. Pendidikan untuk
anak kecintaan memerlukan keahlian khusus. Sifat kemanjaan, kenakalan, kekanakan
tidak bisa hanya bisa disikapi dengan kasih sayang atau kekerasan semata.
Kecerdasan seeorang ibu memainkan peran yang penting disini. Disamping
kesabaran, ketegaran, seorang ibu dituntut lincah dan bijak dalam mensikapi
prilaku sang anak. Kesalahan dalam memberi perlakuan serta kurangnya kerja sama
suami dengan istri tidak jarang akan membawa kesengsaraan bagi masa depan sang
anak. Kemampuan khusus wanita Inilah salah satu alasan mengapa wanita--istri--
harus dihormati.
Dasar Pemikiran Pengkajian
Berangkat
dari pemikiran bahwa terbentuknya para calon pemimpin sulit diharapkan dari
lembaga yang telah ada dengan dasar lembaga pendidikan itu kini kurang maksimal
dalam menjalankan peranannya serta adanya indikasi bahwa proses pendidikan
dinegara kita itu tidak lagi bertujuan demi mencerdaskan anak didik. Tapi
ditujukan untuk mencetak para "yes sir" maka perlu dicari pemecahan lain
menanggapi fenomena ini.
Adanya iklan Dengan terang-terangan
diketengahkan dimasyarakat bahwa pendidikan itu untuk mencari pekerjaan mejadi
gambaran jelas akan hal ini. Dari sini terjadilah fenomena,dikarenakan lapangan
pekerjaan tidak ada atau tidak sesuai dengan program yang diambil serta semakin
gencarnya persaingan dari para pencari kerja yang ada maka anak didik tidak mau
bekerja. Hanya menunggu dan menunggu menjadi pengangguran dan dikarenakan
kebutuhan hidup tetap harus dipenuhi maka tidak jarang yang menjadi penyakit
dimasyarakat.
Perlu ditekankan kiranya bahwa Bekerja
adalah sebuah kegiatan untuk menggapai suatu tujuan bukan tujuan itu sendiri.
Anak didik
semestinya dibentuk pemikiran mereka bahwa ada tujuan yang lebih penting dari
bersekolah(belajar)dari sekedar mencari pekerjaan. Tujuan belajar adalah untuk
mendapatkan kecerdasan dan dari situ bisa menjadi orang-orang yang baik dan
bijak. Orang yang cerdas dan dapat kesempatan bekerja di pemerintahan namun
tujuannya bukan untuk jadi orang baik maka akan memanfaatkan kesempatan itu
untuk mengeruk keuntungan pribadi semata. Hak orang lain juga akan dimasukkan
kedalam kantongnya.
Gambaran konkret dari apa yang terjadi dinegara kita
adalah pada saat ujian pegawai negri. Kita bisa melihat disitu betapa besar
minat masyarakat untuk bergabung menjadi pegawai yang dibayar dengan uang
rakyat. Kebanyakan menginginkan pekerjaan itu dengan alasan nanti gaji yang
didapat lebih lancar, gajinya tetap. (Jadi mau bekerja sungguh-sungguh atau
main-main gaji tetap sama ini pendapat saya). Mengapa saya menilai seperti itu?
Sebagai salah seorang pelajar saya juga hidup dilingkungan akademisi. Tidak
jarang saya lihat orang-orang yang setiap bulan mengambil uang jatah milik
rakyat itu menghabiskan waktu waktu mereka untuk sekedar duduk-duduk ngobrol
baca koran atau majalah, atau berkewajiban mengajar tapi tugas itu engan mudah
dilempar pada asisten sementara dia sendiri hanya bersantai-antai aja. bukankah
jam kerja mereka hanya 8 jam sehari.
Orang yang memakan uang negara semestinya
lebih berhati-hati karena tuntutan tanggung jawab mereka jauh lebih besar
dibandingkan masyarakat biasa. Bukankah pada saat mendaftarkan diri sebagai
pegawai berarti harus siap menerima resiko sebagai penerima dan pelaksana
perintah atasan? Sangat disayangkan jika sekolah yang semestinya menjadi tempat
untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa diubah menjadi pabrik penghasil
pekerja yang siap berkata "yes sir" semata. Sekolah harus mejadi tempat untuk
mencerdaskan anak didik. Cerdas dari segi lahir atau batin(orang yang cerdas itu
pandai dan karena kepandaiannya dia menjadi orang baik). Jiwa orang yang cerdas
ini akan siap dengan berbagai kemungkinan yang akan dihadapinya. Walau belajar
di bidang pangan tapi ketika sarana untuk mempraktekkannya tidak mencukupi maka
tidak menjadi diam dan mogok kerja. Tapi tetap berdiri melakukan apa yang masih
bisa dilakukan. Kurangnya perhatian terhadap pendidikan dilihat dari anggaran
yang begitu minim untuk masalah pendidikan menuntut masyarakat untuk mengambil
langkah inisiatif dalam rangka meyelamatkan masa depan anak didik. Para generasi
penerus
Langkah praktis pertama adalah membenahi susunan konsep
pengaturan rumah sebagai tempat belajar pertama bagi anak. Setiap rumah harus
dirubah sebagai sebuah miniatur madrasah. Pengaturan dan pengelolaan didalamnya
harus benar-benar diperhatikan. Memang disini juga akan ditemui rintangan
rintangan lain namun kerjasama yang apik dari pasangan suami istri sudah cukup
menanggulangi permasalahan yang ada. Pendidikan yang benar dalam keluarga
menjadi filter bagi anak didik ketika mereka mulai terjun kemasyarakat.
Sebagaimana
kami singgung diatas bahwa pemain utama dalam proses pendidikan adalah seorang
wanita yaitu para ibu disini jelas bahwa perlakuan suami yang bijak pada
istrinya akan berujung pada ketidakmaksimalan pendidikan yang diterima si anak.
Dalam fikih kita tahu bahwa kewajiban seorang wanita secara pribadi sangatlah
banyak. Terkait masalah ini kita bisa membuka kajian-kajian yang membahas
masalah haid, istihadzah, nifas, dan sejenisnya. Disitu terlihat jelas betapa
besar tanggung jawab yang harus dipikul para wanita. Disamping peranannya
sebagai sang pendidik utama untuk anak. Belum lagi pada saat anak sakit. Para
ibu itu rela semalaman berjaga menunggu kalau-kalau ada sesuatu yang dibutuhkan
anaknya. Apakah alasan untuk menghargai seorang istri masih kurang?
Ada
sebuah kalimat yang menarik dari tulisan guru besar Muthahari arti bahwa wanita
harus atau wajib berjilbab. Bukankah Jilbab wajib dipakai bila keluar rumah
artinya wajib jilbab berarti "wajib" keluar rumah dan wajib beraktivitas untuk
memaksimalkan potensi kemanusiaanya. Muthahari-hak-hak wanita dalam islam. Dari
sini kita tahu bahwa wanita dituntut menunjukkan eksistensinya sebagai wanita
dalam menggapai nilai kemanusiaan tertinggi. Wanita dengan berbagai tangungan
seperti ini masih juga dipinggirkan atau diremehkan apakah pelaku peremehan itu
bisa kita sebut sebagai orang yang berakal?
--Suami yang mulia adalah suami yang bisa
memuliakan istrinya--
Tiada ulasan:
Catat Ulasan